Standar Tengah

Pict by Pinterest

Katanya bahagia itu sederhana, sesederhana alasan kebahagian saya hari ini karena akhirnya setelah sepuluh tahun bisa mengendarai motor saya bisa melakukan sendiri standar tengah pada motor. Alasannya receh sih dan mungkin bagi sebagian orang hal tersebut bukan termasuk pencapain yang luar biasa but it's really means a lot to me. Menurut pemikiran absurd saya, selain prinsip standar ganda dan standar masyarakat, salah satu problem lain yang berkaitan dengan 'standar' yang sering dialami oleh banyak orang terutama dialami kaum perempuan adalah mereka tidak bisa melakuan standar tengah pada motor. Memang tidak terlihat seperti big problem sih kalau misalnya motornya sehat-sehat saja tapi hal tersebut akan berbeda ketika misalnya accu motor kita ngadat sehingga kita tidak bisa menyalakan motor melalui electric starter. Alhasil motor harus dinyalakan melalui cara manual, yaitu dengan cara kick starter dan untuk bisa melakukan kick starter ini posisi motor itu harus dalam keadaan standar tengah bukan standar samping.

Saya ingat dulu pernah sampai melambai-lambaikan tangan di pinggir jalan untuk memberhentikan pengguna kendaraan lain karena waktu itu electric starter motor saya tidak berfungsi. Malu sih tapi mau bagaimana lagi, saya mungkin pada waktu itu bisa saja melakukan kick starter tapi tidak dengan standar tengah. Untungnya ada bapak-bapak yang baik hati dan sukarela menstandarkan tengah motor saya sekaligus menyalakannya melalui kick starter. Sejak kejadian itu, saya ingin sekali bisa melakukan standar tengah motor karena kemampuan itu sangat diperlukan jika hal tersebut tiba-tiba terjadi lagi. Keinginan tersebut ternyata baru terwujud pada hari ini, yatu Kamis, 29 Oktober 2020 padahal kejadian tersebut terjadi sekitar tahun 2013-2014.

Ketika saya melihat orang lain menstandarkan motornya pakai standar tengah, rasanya terlihat gampang dan enteng sekali dan pada kenyataanya setelah saya bisa melakukannya sendiri memang gampang dan enteng loh. Penyebab mengapa selama ini saya gagal dan merasa kesulitan menstandarkan tengah adalah karena saya salah posisi dan trik dalam menginjak standar tengahnya. Seharusnya saya menginjak standar tengah dengan posisi badan menghadap arah yang berlawanan dengan kepala motor sementara sebelumnya saya malah menginjak standar tengah dengan posisi badan searah dengan posisi kepala motor. Hal tersebut merupakan kesalahan yang krusial sekali yang menyebabkan saya mengeluarkan tenaga yang luar biasa tapi hasilnya malah selalu gagal. Btw saya mau mengucapkan terimakasih kepada tetangga depan kamar kos saya, yaitu Ayu yang sudah mau menyemangati dan membimbing saya dengan sabar sampai saya bisa menstandarkan motor pakai standar tengah 🥺 Saya happy sekali, hal tersebut merupakan salah satu pencapaian yang tak terduga di tahun 2020 wkwkwk 😆

Dari pengalaman tersebut saya mengambil hikmah jika dalam hal mempelajari sesuatu tidak ada yang namanya "tidak bisa" yang paling tepat adalah kita "belum bisa". Ada faktor yang menyebabkan  mengapa "belum bisa" itu terjadi, salah satunya mungkin karena salah menerapkan trik (seperti kesalahan saya pada kasus di atas), usaha dan doa yang kurang, maupun hal yang lainnya. Tidak lupa juga faktor the power of kejepit karena salah satu faktor dan motivasi terbesar saya untuk bisa menstandarkan motor pakai standar tengah adalah karena sekarang saya hidup di perantauan dimana saya tidak boleh terlalu bergantung dan merepotkan orang lain 😄 (Kalau di rumah kan masih ada keluarga yang akan selalu siap siaga membantu wkwk 😂)









 


0 Comments