Expektasi Membunuhmu (About High Self-Expectations and Model Minority Stereotype)



Pernah gak sih kalian melakukan kesalahan yang sebenarnya relatif kecil tapi imbasnya ke diri kalian itu besar? Kalian jadi merasa bersalah dan buruk banget, sampai-sampai itu bikin kalian down dan sedih. Saya sering sekali mengalami hal seperti itu, terutama jika berhubungan dengan masalah achievement saya di bidang akademik. Saya seolah-olah menuntut diri saya sendiri harus perfect dan menjadi yang terbaik. Contoh kecilnya saja, jika saya tidak bisa menjawab soal ujian dengan baik, saya akan kecewa pada diri saya sediri dan merasa sedih 🤧 Mood saya yang tadinya bagus bisa seketika berubah menjadi buruk. Tidak sampai disitu saja, seperti sedang mencari penyakit sendiri, setiap suatu mata kuliah selesai diujikan dan saya merasa ragu dengan jawaban saya atau bahkan saya mengetahui bahwa jawaban saya kurang tepat, saya pasti akan nguber-nguber jawaban itu sampai dapat karena penasaran. Ketika kenyataan menegaskan bahwa jawaban saya benar-benar salah, saya kembali sedih dan merasa kecewa pada diri saya sendiri. Terkesan lebay memang, tapi realitanya begitu. Andai kepribadian bisa diubah saya ingin sekali jadi pribadi yang calm, enjoy dan bodo amat terhadap suatu hal yang sebenernya remeh.

Jika kalian mengalami hal seperti yang saya ceritakan di atas mungkin kalian terkena apa yang namanya Model Minority Stereotype. Jujur, saya juga pada awalnya tidak tahu menahu tentang Model Minority Stereotype ini. Saya mengetahui istilah ini pertama kali dari salah satu video di channel youtube Tedx Talks. Konten Tedx Talks ini memang bagus-bagus dan berfaedah, isinya bukan prank, grebek-grebekan atau hal lainnya yang cuma mengandung hal sensansi dan unfaedah. 

Kembali lagi pada topik Model Minority Stereotype, ketika saya selesai menonton videonya di Tedx Talks diri saya langsung bilang "GILA INI GUE BANGET!" 😭 ternyata bukan saya saja satu-satunya orang yang merasakan hal seperti itu 🥲 Dari video tersebut, saya juga memperoleh jawaban penyebab mengapa saya mengalami Model Minority Stereotype ini dan jawabannya ternyata masih berhubungan dengan diri SAYA sendiri. Apa itu?! HIGH SELF-EXPECTATIONS!


The problem was that my standards were too high. I've been conditioned to accept for my self nothing less than perfection

Guys, itu kata-kata rasanya ngena banget di saya 🥲 Sumber dari rasa kecewa saya pada diri sendiri adalah karena ekspektasi saya terhadap diri saya sendiri itu terlalu tinggi. Saya merasa saya harus selalu mem-push bahwa saya bisa meng-handle semuanya, saya selalu ingin segala sesuatu yang terjadi itu perfect dan sesuai dengan keinginan saya. Saya selalu yakin jika saya berusaha dan berdoa saya mampu mencapai apa yang diekspetasikan diri saya. Itu semua kemudian menyampingkan dan membuat saya lupa bahwa saya adalah seorang manusia yang di dalamnya melekat ketidaksempurnaan. 

Expetasi ternyata memang bisa membunuh 🥲

Saya pun menyadari bahwa seluruh manusia di muka bumi ini tidak akan bisa menjadi yang terbaik dan sempurna dalam hal apapun dalam kehidupan ini. Dan itu adalah sebuah keniscayaan sebagai manifestasi keadilan Tuhan. So, never chase perfection because it is imposibble


0 Comments