The World of Married Menurut Perspektif Kaum Millennial


Pict by : Pinterest

Marriage doesn't scare me, marrying the wrong person does
Sebenarnya curhatan ini muncul karena terinspirasi dari drama korea The World of Married (sekarang drama tersebut sudah tamat) dan lagu Hati Yang Kau Sakiti milik Rossa yang lagi hype. Pas bulan Mei kemarin heboh banget beredar video editan Lee Min Hoo yang sedang menyanyikan lagu Hati Yang Kau Sakiti yang aslinya dibawakan oleh Rossa. Katanya lagu tersebut cocok banget menjadi soundtrack drama korea The World of Married. Pas saya lihat video tersebut, aseliii yang ngedit videonya pro sekali! Gerakan mulut Lee Min Ho seperti pas sekali dengan pelafalan lirik lagunya. Salah satu teman saya pas lihat video tersebut sampai bertanya apakah benar itu Lee Min Ho yang nyanyi. Saya pun ngakak. Selain itu, curhatan ini juga dilatarbelakangi oleh banyaknya orang yang mendoakan saya supaya segera bertemu jodoh ketika saya ulang tahun pas bulan Mei kemarin. Padahal saya baru bisa mengambl skripsi semeser depan alias menjadi sarjana saja belum wkwkwk Ngakak sebenernya tapi saya Aamiin kan saja. Dilatarbelakangi oleh dua hal tersebut, makapada postingan kali ini saya akan sharing bagaimana perspektif saya sebagai kaum millennial perihal jodoh dan pernikahan. Btw sebagian curhatan ini pernah saya post di whatsapp story dan teman-teman saya lumayan banyak juga yang respon dan sharing.

Saya ingat pernah membaca bahwa di dunia ini ada tiga golongan orang terdekat yang akan selalu menemani serta mengiringi kehidupan kita. Dua diantaranya kita tidak bisa memilih karena sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Sementara satu lagi kita masih bisa ikut berperan dalam memilihnya. Dua golongan yang tidak bisa dipilih adalah orang tua dan anak. Alasannya jelas, karena sebagai anak kita tidak bisa memilih ingin terlahir dari orang tua mana dan orang tua yang seperti apa. Begitu pun jika kita sebagai orang tua yang juga tidak bisa memilih ingin mempunyai anak yang seperti apa.  Hanya tersisa  satu orang yang mana kita bisa ikut berperan dalam memilihnya, siapakah itu? Jawabannya adalah JODOH alias suami/isteri kita kelak wkwkwk 😂 Seurius ini.

Memilih suami atau istri untuk menjadi pendamping dan penyempurna ibadah memang merupakan suatu hal yang berat dan juga menjadi suatu keputusan terbesar dalam hidup (khusunya bagi saya pribadi) wkwkwk 😂 Mama saya pernah bilang, kemungkinan besar kalau kita dikasih umurnya panjang, kita sebagai anak akan lebih lama hidup bersama dengan suami atau istri kita masing masing dibandingkan hidup dengan orang tua. Misalnya aja, saya nikah umur 25 tahun (Aamiin sih tapi 🤣) terus umur saya di dunia jatahnya hanya 75 tahun. Berarti saya hidup bersama dan menjadi tanggungan full orang tua hanya 25 tahun, sedangkan dengan suami saya kelak 50 tahun. Lebih lama kan dengan suami kan?

Kebayang gak sih hidup selama itu dengan orang yang notabenenya gak punya hubungan darah sama kita? Mungkin awal-awal kenal dan deket kita cuma tahu sifat-sifat doi yang bagus, tapi kalau sudah jadi suami istri beuhhhh kejelekan yang paling jelek dan tersembunyi juga perlahan bermunculan 🤣🤣🤣 Dari situ saling mengerti, saling menerima kekurangan dan berkompromi penting banget. Menikah tidak seperti cinta monyet atau pacaran yang kalau lagi kesel, bosen, jengkel, marahan terus ngilang kemudian bilang putus wkwk 😂 Akibat hukum nikah itu tidak sesimple itu guys! Bahkan di dalam Al-Qur'an Surah An-Nisa ayat 21 disebutkan bahwa pernikahan itu merupakan mitsaqan ghalidza yang berarti suatu ikatan yang kuat atau perjanjian yang agung. Wihhh berat banget kan? 🙈Makanya milih pasangan hidup itu harus bener-bener :') Sebagai orang tua kita pasti ingin memberikan ayah atau ibu yang terbaik bagi anak-anak kita kelak kan?  Ketika seorang suami atau istri merasa pasangannya sudah tidak tepat dan sejalan lagi sama mereka, pasanan suami istri tersebut  bisa  saja memutuskan untuk bercerai. Akan tetapi, bagaimana dengan si anak? Bisa gak si anak memutuskan hubungannya dengan orang tuanya? Gak bisa guys! Sebr*ngs*k apapun orang tua kita, kita sebagai anak tetap wajib menghormatinya selama orang tua tidak menyuruh kita sesuatu hal yang dilarang agama. Dan itu rasanya pasti ngebatin banget (saya pernah nerima curhat salah satu orang yang mengalami hal tersebut). 

Dari sana terlihat bahwasanya memilih pasangan hidup itu sangat penting sekali. Memilih disini bukan dalam artian konotasi negatif dan terlalu picky juga ya, tapi dalam artian kita tidak bisa begitu saja secara asal dan random memutuskan untuk menikah hanya karena alasan bucin atau karena banyak teman kita yang sudah menikah wkwk.  Untuk memilih pasangan hidup, agama saya sendiri, yaitu Islam telah memberikan beberapa pedoman, diantaranya, yaitu:

1. HARTA
Hidup memang realistis ya guys 😭 cinta saja tidak akan cukup buat bertahan hidup. Lah beli beras kan pake duit, bukan pake cinta? Wkwkkw 🤣🤣🤣 Makanya kemapanan finansial dalam rumah tangga itu penting, tahu kan selain perselingkuhan, perekonomian juga menjadi salah satu faktor percekcokan dalam rumah tangga yang akhirnya berujung perceraian jika tidak diselesaikan dengan baik oleh kedua pihak 😭

2. KELUARGA/NASAB
Inget ya kalau kita nikah sama sesorang itu berarti kita ikut nikah juga sama keluarganya. Cinta sama anaknya, berarti kita juga harus cinta orang tua dan keluarganya juga. Selain itu, keluarga (terutama ibu) adalah madrasah pertama dan menjadi lingkungan utama pula dalam membentuk kepribadian seseorang. Kalau keluarganya baik insyaAllah keturunannya juga baik (walaupun tidak jadi jaminan juga ya). Tapi setidaknya buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya 😊 Pertimbangan Nasab juga sangat penting karena anak perempuan membutuhkan wali untuk menikahkannya dimana tidak setiap orang bisa begitu saja menjadi walinya bahkan ayah biologisnya sendiri tidak berhak menjadi wali si anak perempuan apabila si anak perempuan tersebut (mohon maaf) terlahir dari hasil hubungan di luar nikah. Kalau si ayah biologis  tersebut tetap kekeuh ingin menjadi wali dan menikahkan si anak perempuan tersebut maka pernikahan anaknya tersebut menjadi tidak sah dan seumur hidup anak perempuan tersebut dan suaminya dianggap berzina. Ngeri kan?

3. ENAK DIPANDANG/CANTIK/CAKEP
Seperti yang kita tahu manusia itu makhluk visual, apalagi laki-laki wkwk 🤣🤣🙊🙊🤪🤪 jadi milih pasangan hidup berdasarkan cakep/cantik gak masalah sih. Cuma mbok ya sadar diri juga 🤣 Saya juga meskipun suka halu sama oppa, tapi kalau buat nikah mah enggak halu dan muluk-muluk kok 😂😂😂

4. KETAATAN BERAGAMA
Nah ini yang point yang paling penting sih. Kalau 1,2,3 udah dapet tapi yang No. 4 ini gak dapet gimana juga ya 😭 Sejujurnya, saya juga belum menjadi orang yang benar-benar taat beragama banget 😭 tapi saya tentunya akan selalu belajar untuk menjadi seorang muslim yang kaffah 😭 makanya saya berharap banget dapet suami yang kadar pehamaman agamanya lebih baik daripada diri saya sendiri supaya kita bisa belajar bareng juga 🙈🙈🙈 gak mimpi-mimpi harus hafiz/ustadz/anak rohis atau apalah. Yang penting kita mau sama-sama belajar dan satu visi misi dalam hidup, yakni bisa meraih ridho-Nya kemudain bisa sehidup sesurga dan selamat dunia akhirat. Aamiin 🥰

Dan ada satu lagi, yaitu dalam mencari pasangan itu harus SEKUFU alias harus setara. Menurut pendapat saya juga sih rasional ya. Kebayang gak sih kalau misalnya saya ngehalu nikah sama konglomerat kayak Ardie Bakrie atau Reino Barack? ASELIIII BAKAL KEBANTING PERGAULANNYA JUGA HAHAHAHA 🤣🤣🤣 PERBEDAAN LATAR BELAKANG YANG JOMPLANG JUGA BAKAL JADI BAHAN PERCEKCOKAN 😂😂😂 Saya ngomong pengen makan nasi bakar angkringan yang gocengan, eh doinya pengen candle light dinner yang makannya pake table manner. Kan berabe dan banyak gak cocoknya 🙈🙈🤣🤣🤣

Sebenarnya jika dijabarkan lebih lanjut, berbicara tentang jodoh dan pernikahan tidak akan ada habisnya. Oleh karena itu, saya akan mengakhiri pendapat saya tentang hal tersebut sampai disini saja. Mohon maaf bila sesuatu hal yang salah dan menyinggung ini murni pendapatku saja. Jika ingin sharing pengalaman ataupun kritikan sangat diperbolehkan. Terutama bagi kakak-kakak yang sudah menikah boleh lah sharing tentang jodoh dan dunia pernikahan, untuk bekal saya kedepannya ehehe.




0 Comments