Cerita Suka Duka With Lasvegas

Lasvegas...
Kelas Seven G Nedutas...
Sudah hampir satu tahun kita bersama..
Menghabiskan hampir 7 jam bersama setiap hari
Kita sudah seperti keluarga,
Berbagi canda tawa, suka maupun duka
Senyuman, teriakkan, tawa, keributan, pertengkaran, kebersamaan, kekonyolan, kekocakkan, kepedihan, kejengkelan tercampur aduk kita tanggung bersama hampir satu tahun ini,
Di keadaan suka maupun duka kita selalu bersama
Sungguh aku tak bisa bayangkan melewati hari tanpa kalian semua,
Seperti pohon yang tak ada daunya.
Bagaimana aku bisa beradaptasi ???
Sungguh...
Aku tak bisa melupakan moment-moment indah bersama kalian.
Saat kita joged menari bersama di bis ketika study tour ke Kuningan,
Ketika aku, Putri, Desti, Wafa, bermain ngabolang ke rumah Zulfa yang cukup jauh,
Itu pertama kalinya aku main ke rumah teman sejauh itu,
Dan menaiki kendaraan bernama terong yang begitu leletnya.
Ketika aku bermain ke rumah Putri yang hampir setiap kerja kelompok aku kunjungi.
Ketika aku bermain ke rumah Silmi dan berfoto-foto disana
Ketika aku mengunjungi rumah Desti dan ngaliwet bersama,
Ketika aku bermain ke Rumah Mia, dan Makan es krim bersama dengan Wafa dan Zulfa,
Tapi aku tidak kebagian es krimnya karena dimakan habis oleh Zulfa.
Ketika aku bermain bersama ke Rumah Novrizal with Putri, Sherin, Wafa, Febi, Adit dan Azmil yang semula berencana mengerjakan tugas kelompok IPS tapi pada akhirnya kita malah curhat, makan dan berfoto bersama.Tidak lupa juga aku bisa internetan gratis disana:D, dan bermain gitar.
Kerja kelompok IPS malah kita lupakan.
Dan yang paling tidak bisa aku lupakan adalah saat PKS dan Bazar.
Semua sibuk sekali.
Di hari pertama Bazar aku sangat lelah sekali, mengumpulkan sampah dan ini itu aku kerjakan.
Sangat lelah namun membahagiakan.
Stand kita laku, yah walaupun kebanyakan laku dan dimakan lagi sama family lasvegas :D
Pada hari pertama bazar aku juga melakukan hal nekat dan cukup gila bersama Wafa Nura Fauziah,
Aku membonceng dirinya di tengah ramainya hiruk pikuk kendaraan kota.
Dia cukup berat, untuk aku bonceng karena berat badannya lebih gemuk dari pada diriku.
Itu semua aku lakukan demi mengambil Katel dan Susuk di Rumah Adinda yang berada di Pancasila.
Hahhh jantungku rasanya berdebar-debar
Tapi aku yakin bisa melakukannya.
Dan berhasil.
Di hari kedua aku sedikit sebal dengan seseorang **sensor**
Di hari kedua lagi-lagi aku harus membeli plastik dan terigu ke pasar Pancasila.
Tapi aku sedikit takut karena aku sudah berjanji kepada kedua orang tuaku untuk tidak pergi kemana-mana lagi selain ke sekolah.
Tapi memang dasar aku bukan anak penurut, aku melanggar perintah orang tuaku,
Aku tidak tega melihat ekspresi wajah Sherin yang memintaku membelinya ke pasar.
Dengan tekad kuat aku berniat berangkat dengan motor mio ku.
Aku menyingkirkan rasa ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran yang menghampiriku
Tapi di hatiku terselip rasa ke khawatiran.
Ya... Motorku.
Motorku harus aku simpan dimana,
Memang ada tukang parkir di pasar,
Namun aku tidak begitu mempercayainya.
Aku takut motorku hilang.
Akhirnya aku memutuskan agar Irfan menemaniku ke pasar,
Dia memboncengku.
Awalnya aku khawatirdan tidak percaya kepada Irfan,
Tapi semua pikiran itu aku singkirkan
Aku memberikan dia kepercayaan
Di dalam hati aku berkata
"Dia kan seorang laki-laki, masa tidak bisa memboncengku, lagi pula dia sering mengendarai motor"
Di perjalanan aku terus saja mengucapkan
"Irfan awas hati-hati"
Tak bosan- bosannya aku mengatakan hal itu.
Aku sudah sampai di pasar Pancasila,
Aku menyuruh Irfan agar menjaga motorku saja,
Irfan pun setuju.
Langkah demi langkah aku lalui,
Jalanan di pasar cukup becek.
Aku berlari terengah-engah mencari kios dimana ibuku sering berbelanja dulu.
Aku sedikit lupa dimana letaknya karena sudah lama kesana
Hore Aku berhasil menemukanya...
Hatiku sorak sorai gembira.
Tanpa membuang banyak waktu aku langsung membeli terigu, dan plastik yang di pesan Sherin tadi.
Di perjalanan pulang ada seorang bapak-bapak iseng mengatakan
"Heii Osis kok mabal"
Aku tidak begitu memperhatikannya dalam hati aku bergumam
"Haahh mabal? Buat apa aku mabal ke pasar ? Memangnya tidak ada tempat yang lebih bagus lagi apa? Benar-benar aneh"
Melihat jam ditanganku, aku segera lari menuju pintu keluar pasar.
Aku kebingungan,
Aku tersesat,
Aku lupa jalan,
Aku jalan mengelilingi pasar dan akhirnya menemukan jalan keluarnya.
Tapi itu bukan jalan keluar yang tadi.
Tempatnya beda,
Aku kembali berlari menuju tempat Irfan dan motorku berada.
Irfan menungguku,
Aku dan dia langsung kembali ke sekolah,
Semua masalah teratasi, dagangan kami laku.
Aku bahagia melihatnya.
Di hari ketiga Bazar dan PKS aku tidak terlalu aktif di dapur bazar.
Aku lebih aktif joged dan bernyanyi bersama SMASBLAST dan murid lainnya.
Rasanya senang sekali,
Seperti tidak ada beban di pikiranku,
Semuanya terhempas pergi,
Yahhhh
Serong kanan, serong kiri,
Main serong waaaah asyik..
Badanku terlempar ke sana kemari,
Rasanya lumayan sakit,
Tapi rasa itu kembali hilang saat kita berjoged bergembira bersama.
Sepatuku sampai kotor terkerna tanah basah dan terinjak-injak saat joged tadi.
Pinggangku sakit, dan badanku pegal-pegal.
Walaupun begitu, dihatiku yang paling dalam aku sangat bahagia.
Mungkin ini pertama kalinya aku merasa hidup bebas seperti burung yang keluar dari sangkarnya,
Melupakan nilai ulangan, pelajaran, dan hal-hal lain yang membuatku jenuh.
Hari terakhir bazar dan PKS tiba,
Aku merasa sedih,
Tapi ternyata hari itu merupakan puncak kebahagianku bersama para vegas lain.
Pada hari itu kita membuat pancake bersama yang dipelopori oleh Azmil
Heiii Azmil...
Kau laki-laki tapi cukup pandai dalam hal memasak.
Jempol untukmu dariku..
Kami mengaduk dan mencampur bahan-bahan menjadi satu hingga rata.
Adonan sudah selesai,
Akan tetapi rasanya kurang manis.
Kami pun menambahkan kembali gula,
Tapi sedikit aneh, kami menambahkan gula yang jenisnya berbeda,
Yaitu gula pasir dan gula tepung.
Walaupun sedikit aneh dalam hal pembuatannya tapi rasanya lumayan enak.
Kami berencana membuat adonan ini sebagai bahan percobaan.
Akankah... Pancake ini layak dijual atau tidak ????
Kami mengalami kesulitan dalam hal membalikkan pancake ini,
Kami takut pancakenya robek,
Akan tetapi bila aku melihatnya dengan lebih jeli dan teliti.
Rasa dan bentuknya tidak seperti pancake tapi lebih tepatnya mirip martabak.
Apapun namanya yang penting rasanya..
Benarkan?
Jreeng jreeeng....
Martabak ala Lasvegas sudah siap dimakan
Satu... Dua.... Tiga....
Serbuuuuuuuuu....
Semua para vegas berebut ingin mencoba memakan martabak buatan kami.
Secepat kilat martabak itu langsung ludes habis,
Tidak ada sedikit pun sisa di piring hanya cucuran minyak yang tampak.
Untung aku berhasil mendapatkan martabak itu walaupun hanya secuil.
Aku langsung menyantapnya.
Lidahku merasakan manisnya rasa martabak keju itu,
Seperti manisnya hari ini,
Membuat martabak keju ronde kedua dimulai...
Seperti cara tadi kita membuat martabak itu,
Tidak jauh beda.
Perbedaanya hanya martabak kali ini rencanannya akan kami jual.
Tapi yang anehnya ketika martabak sudah matang dan siap dihidangkan dan dijual.
Secara spontan dan impulsive kami langsung menyanyikan lagu selamat ulang tahun, padahal pada hari itu di Lasvegas sama sekali tidak ada yang berulang tahun,
Kekonyolan dan kekocakkan apa ini?
Semua terbawa ke dalam suasana,
Kami menyanyi dan bertepuk tangan seolah benar-benar ada di acara ulang tahun.
Ini sungguh menyenangkan...
Sampai saatnya tiba kalimat
"Makan kuenya makan kuenya sekarang juga, sekarang juga"
Kami mengatakannya secara spontan dan impulsive tanpa rencana apapun
Kalimat potong kuenya diganti menjadi
Makan kuenya.
Sontak semua terburu-buru berebut mengambil martabak,
Suasana tidak terkendali,
Semuanya berebut tanpa memikirkan apapun,
Yeahh,
Aku kembali mendapatkan martabak meskipun sedikit,
Kami memakannya bersama-sama,
Sangat mengasyikan,
Makan makanan hasil jerih payah sendiri,
Aku jadi kasihan kepada para vegas yang tidak kebagian,
Kekonyolan tidak terjadi sampai disitu saja,
Tiba-tiba Lulu mengoleskan adonan yang bau amis karena sudah dicampur dengan telur ke pipiku,
Sontak aku jengkel dan membalasnya.
Suasana semakin tidak terkontrol.
Bukan hanya sisa adonan saja yang menjadi senjata, tepung dan bubuk oreo pun dijadikan senjata,
Braaak....
Aditya Putra Raharja
Mengoleskan Bubuk Biscuit Oreo Coklat
Ke kerudungku,
Aku sangat jengkel sekali ketika melihat kerudungku yang begitu kotor, berwarna hitam kecoklatan,
Aku membalasnya, aku mengoleskan oreo dan adonan ke wajahnya,
Putri, Silmi, Eris, Novrizal, Lulu, Dindal, Mia, dan Azmil pun kena
Hhahahaha
Novrizal bahkan sampai diuber-uber dan dikejar-kejar agar mendapat balasan lemparan tepung,
Dia berlari begitu lincah, sehingga sulit ditangkap
Namun akhirnya dia terjebak olehku.
Hhahaha, kau tidak bisa lari kemana-mana lagi,
Aku melemparinya tepung terigu yang berada di genggaman tanganku,
Novrizal berusaha keras menghindar tapi tetap saja kena.
Dia langsung pergi, wajahnya menggambarkan kalau dia sedang marah,
Aku sedikit merasa bersalah,
Tapi sudahlah ini kan menyenangkan juga,
Mungkin hanya satu kali seumur hidup kita melakukan hal ini bersama-sama.
Aku harap kau menyadarinya Novrizal.
Keadaanku pada saat itu yang paling parah,
Kerudungku kotor karena oreo
Wajahku di penuhi olesan sisa adonan
Tubuhku bau amis
Ini sungguh menyebalkan sekaligus menyenangkan...
Hari itu atau pun hari lainnya, aku tidak akan pernah melupakannya,
Seperti berada di dua tebing tinggi
Kebahagian menggema dalam hatiku,
Kalian seperti pelangi yang memberikan warna dalam hidupku
Kalian seperti pepatah yang memberiku arti hidup
Kalian seperti alarm peringatan ketika aku berbuat salah,
Kalian seperti buku diaryku yang bersedia mendengarkan curhatan dan isi hatiku.
Kalian seperti oksigen yang mampu memberikan nafas ketika aku sedang kesulitan,
Heiii, Novrizal sepertinya kau sangat jengkel pada waktu itu kepadaku,
Sampai-sampai kau tega menuangkan bumbu atom ke tubuhku, Aku minta maaf atas kejadian itu
Heii Aditya sudah dua kali kau mengotori kerudungku,
Yang pertama dengan lap pel,
Yang kedua bahkan lebih parah,
Kau mengotori kerudungku dengan oreo.
Tapi kau sama sekali tidak pernah membayar uang cucinya padaku,
Ayolah bayar dengan pulsamu cukup 10 ribu saja
Hhhahaha :D
Heii Putri, cobalah menyukai dan menggagumi artis pria selain Kang Mas Cakakak mu itu, jangan pernah kapok ya sebangku denganku,
Heii Silmi Fazriatul Fuadah tolong ajarkan aku bagaimana cara mengedit photo yang bagus,
Heii Wafa, tolong ajarkan aku matematika, kau hampir setiap ulangan matematika selalu mendapatkan nilai 100
Heii Sherin, tolong ajarkan aku membaca puisi sebagus itu, dan ajarkan aku berenang agar dapat nilai 90 sepertimu,
Heii Febi ajarkan aku kata-kata dewasa ya..
Heii Dinda ajarkan aku ilmu bela diri ya, aku ingin masuk ekskul PD
Heii Sunarti dan Eris terimakasih ya karena kalian selalu menemaniku sholat ke mushola
Heii Desti tolong maafkan aku ya karena waktu ulang tahunmu aku dan para vegas lainnya pura-pura marah dan menjauhimu selain itu juga kami menuduh kamu mencuri ponsel Septya
Heii Zulfa, kau jangan selalu cemberut, tersenyumlah, kau kelihatan lebih manis jika tersenyum, jangan gampang marah lagi ya
Heii semua lasvegas, tolong jangan lupakan aku ya,
Masih banyak untaian kata yang ingin aku ucapkan tapi bibirku  tidak bisa mengungkapkannya
Terimakasih untuk segalanya...
Aku senang bisa satu kelas dengan kalian semua
Karena aku menyadari banyak salah yang telah aku lakukan kepada kalian
Aku mohon maaf kepada kalian semua...
Lasvegas One Heart
Perpisan bukanlah duka meski harus menyisakan luka...
Sampai jumpa..
Semoga kita dapat dipersatuakan kembali dikemudian hari
Amien...
Makasih semuanya
Jika aku bersama kalian hidupku terasa hangat,
Bibirku rasanya akan robek karena terlalu sering tertawa bersama kalian...

0 Comments